Kamis, 20 Maret 2014

HABIBIE PANTAS MENJADI PRESIEN INDONESIA LAGI?


Habibie Tokoh Paling Inspiratif yang Tergusur


Saat buku atau film "Habibie dan Ainun" sukses serta menjadi perbincangan di Indonesia tampaknya telah mengokohkan posisi Habibie sebagai tokoh bangsa. Bangsa Indonesia mungkin baru menyadari bahwa Habibie tampaknya menjadi tokoh Indonesia paling inspiratif di dunia modern. Prestasi hebatnya saat menjabat menjadi Wakil Presiden dan Presiden tersingkat di Indonesia itu bisa saja ia melanjutkan jadi Presiden. Tetapi ia tersingkir dan tidak mau mencalonkan lagi meski dia sangat berkompeten dan berkemampuan luar biasa dalam memimpin bangsa.
Sejarah bangsa ini mencatat bahwa tokoh super Indonesia itu dengan berbagai kehebatannya bukan hanya berteknologi tetapi juga dalam mengelola bangsa tetapi justru disingkirkan karena paranoid negatif masyarakat Indonesia. Paranoid salah itu terpengaruh oleh informasi yang tidak benar karena ulah para politikus dan media masa yang dikuasai para politikus.
Habibie bisa jadi panutan bangsa ini sebagai tokoh paling inspiratif dengan kolaborasi dua kekuatan hebat antara bermoral cerdas dan berotak luar biasa. Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga dengan waktu tersingkat tetapi mencapai hasil yang sangat spektakular.
Habibie hanya menjabat selama 1 tahun dan 5 bulan sebagai Presiden.
Tampaknya Habibie adalah Presiden paling produktif dan progresif dalam segala hal.
Sejak awal pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden sudah menimbulkan berbagai macam kontroversi bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “bila Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya”. Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa \"sebelum Presiden memangku jabatan maka Presiden harus mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR\".
Saat paska reformasi itu Habibie mewarisi kondisi sosial, politik dan ekonomi yang buruk dan tidak menentu.
Bangsa dan negara saat itu kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahkan dia harus menghadapi perpecahan militer yang saat itu terjadi pertentangan kubu Wiranto, Prabowo dan berbagai faksi militer internal lainnya. Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie dengan cepat membentuk sebuah Kabinet.
Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi. Habibie telah membawa bangsa ini lebih dikenal dunia sebagai bangsa berteknologi tinggi. Meski belum bisa memproduksi mobil nasional tetapi sudah mampu memproduksi pesawat yang mulai dipesan negara lain.
Sebagai Pejabat Presiden yang terpendek masa jabatannya dengan cepat dan cerdas Habibie berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia. Pada masa pemerintahannya yang singkat itu dilahirkan berbagai produk undang-undang yang penting bagi bangsa ini melangkah maju di era reformasi. Habibie berhasil mengusulkan ke DPR UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Beberapa pengamat menilai melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Para ahli meyakini bahwa tanpa UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Habibie juga memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik. Saat jadi Presiden dengan tegas dan berani dia langsung membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994).
Habibie juga langsung mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen yang pada saat masa orde baru adalah merupakan hal paling tabu.
Hanya dalam waktu singkat pemerintahnya telah mengusulkan membentuk tiga undang-undang politik yang penting dan demokratis yaitu: UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik, UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu dan UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR.
Habibie juga sangat besar kontribusinya dalam memacu dalam penetapan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu : Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum, Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang Pancasila sebagai azas tunggal, Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki hak-hak dan Kebijakan di luar batas perundang-undangan dan Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode.
Habibie juga dengan cerdas dan progresif ikut memacu dan berkontribusi dalam penetapan 12 Ketetapan MPR antara lain tentang Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelematan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara, Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah, Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi, Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM), Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR No. I/MPR/1998 tentang peraturan tata tertib MPR, Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum, Tap MPR No. III/V/MPR/1998, tentang referendum, Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN, Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Meski seorang pakar teknologi, dengan gemilang di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 12.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan manapun selanjutnya.
Pakar aerotechnology itu juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
Meski bukan pakar ekonomi dengan cerdas Habibie menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, B.J. Habibie melakukan langkah-langkah restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara, melikuidasi beberapa bank yang bermasalah, menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00, membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri, mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF, mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat, mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Salah satu ide luar biasa berani tetapi dianggap sebagai kesalahan terbesar oleh lawan politiknya adalah setelah menjabat sebagai Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste), ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepasnya Timor Timur berdasarkan riwayat sejarah dalam memperjuangkannya memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia. Tapi tidak disadari disisi lain membersihkan nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur.
Kehebatan Habibie itu ternyata terganjal oleh masalah politik.
Kasus Timor Timur mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkan Habibie. Ganasnya perlawanan politik dan opini yang dibangun media dalam memprovokasi membuat para politisi dan masyarakat terjebak mengorbankan Presiden hebat Indonesia untuk dilengserkan. Upaya ini akhirnya berhasil dilakukan pada Sidang Umum 1999, ia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Pandangan terhadap gebrakan Habibie saat menjabat Presiden pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif.
Tapi sejalan dengan perkembangan waktu sejarah bangsa ini mencatat banyak yang menilai positif pemerintahan Habibie.
Tokoh Inpiratif yang Tersingkirkan.
Pengalaman bangsa ini mencatat beberapakali fenomena bahwa seorang hebat dalam bidangnya tetapi harus tersingkirkan oleh kondisi anomali politik dan sosial.
Di era modern ini selain Habibie banyak tokoh hebat yang digusur hanya karena fenomena menyimpang dari suara masyarakat akibat pengaruh kepentingan politik. Demi kepentingan politik individu dan kelompok, media massa menjerumuskan opini masyarakat ke jurang kesesatan yang dapat menjatuhkan seorang tokoh hebat bagi bangsa ini. Bayangkan paska reformasi dengan euforia yang luar biasa tiada hari tanpa demonstrasi yang hebat dan dahsyat menentang segala bentuk yang berbau orde baru. Paranoid sebagian masyarakat saat itu bahwa Habibie adalah produk orde baru, kaki tangan Soeharto atau Boneka Soeharto tidak terbukti dalam cerita perjalanan sejarah bangsa.
Fakta sejarah menunjukkan paska reformasi justru Habibie dianggap melawan dan bertentangan dengan Soeharto. Demi kepentingan bangsa saat itu justru Habibie rela mengorbankan ikatan hubungan psikologis kuat dan lama antara Soeharto dan Habibie yang dianggap seperti ayah dan anak.
Bahkan saking sakit hatinya Soeharto terhadap Habibie, sampai akhir hayat Soeharto dan keluarga tidak mau menemui Habibie yang mau menjenguk saat akhir hayatnya.
Tampaknya teori bahwa suara masyarakat sebagai suara Tuhan, seperti saat itu sedikit terbantahkan.
Karena suara masyarakat menjadi salah ketika terkondisi karena sugesti informasi yang tidak benar yang disuarakan para lawan politik Habibie dan media massa yang dikuasai para politikus. Selain itu masyarakat telah mendapatkan trauma akibat tekanan krisis ekonomi kesalahan ditimpakan pada orde baru yang memang saat itu dinilai tidak demokratis dan dipenuhi KKN.
Sejarah nantinya akan mencatat bahwa beberapa tokoh hebat seperti Habibie atau tokoh lainnya yang berpotensi membawa bangsa ini lebih maju terkorbankan oleh hasutan politik yang menyesatkan dan mendistorsikan kebenaran suara masyarakat.
Di samping sisi kelemahan Habibie sebagai manusia biasa, tetapi sejarah tetap mencatat kecerdasan moral dan kehebatan otak Habibie telah membawa bangsa ini menjadi lebih bermartabat dan terlepas dari masa masa sulit yang sangat rawan.
Habibie layak menjadi tokoh idola dan tokoh paling inspiratif bagi generasi masa depan meski kehebatannya harus tergusur oleh kepentingan politik sesaat dan kepentingan politik individu!!!
Sumber: Opini Kompasiana 17 Januari 2013

B.J. Habibie dan Jusuf Kalla, Tokoh Paling Meyakinkan Untuk 2014


Pemilu 2014 masih terasa cukup lama, namun tidak demikian bagi beberapa tokoh politik. Hampir setiap hari di layar televisi terdapat beberapa tokoh nasional yang terkesan memperkenalkan diri untuk nantinya akan ambil bagian dengan maju sebagai calon presiden Indonesia di 2014. Bahkan ada salah satu partai politik yang sudah menetapkan ketua umumnya untuk menjadi calon presiden Indonesia pada 2014.
Pemilu 2014 menjadi sangat menarik karena berakhirnya pemerintahan SBY yang sudah dua periode dan partai Demokrat yang sebelumnya merupakan penguasa di jajaran partai politik, kini satu per satu tokohnya terjerat kasus korupsi. Hampir dirasakan pemilu 2014 akan memberi kesan perasaan pesimis karena belum ada tokoh yang dinilai paling cocok untuk menjadi presiden Indonesia selanjutnya.
Mari kita berpikiran objektif, mungkin ada tokoh yang membawa harapan baru seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD, Prabowo Subianto atau bahkan Jokowi dan tokoh muda lainnya. Tokoh-tokoh tersebut rasanya masih perlu menunjukkan kerja keras lagi untuk bisa meyakinkan masyarakat Indonesia bila ingin maju sebagai presiden.
Bagai mata air di kala kemarau, ketika carut marut negara ini makin terasa menyakitkan hadir dua tokoh bangsa dengan track record yang stabil dan berprestasi membanggakan. B.J. Habibie adalah presiden Indonesia ketiga dan Jusuf Kalla adalah wakil presiden Indonesia pada pemerintahan SBY di periode pertama.
B.J. Habibie dikenal sebagai seorang pionir bagi kebangkitan industri teknologi Tanah Air. Melalui slogan Hi-Tech, B.J. Habibie pernah membuat kagum negara-negara dunia ketika Indonesia mampu membuat pesawat terbang dengan sepenuhnya merupakan karya bangsa. Sebuah prestasi yang akan selalu terkenang karena sampai saat ini Indonesia belum mampu untuk sekedar bangkit kembali dalam bidang industri dirgantara.
Kembalinya B.J. Habibie untuk menjadi RI 1 atau RI 2 akan membawa semangat bagi bangkitnya industri teknologi nasional. Krisis ekonomi yang melanda dunia menyisakan sebuah kata kunci, industri. Sejauh mana suatu negara mampu menghasilkan produk dari industrinya agar pertumbuhan ekonomi negara tersebut dapat tetap bertahan dan berkembang. Indonesia harus bangkit dengan menjadi pemilik terhadap sumber daya alam dan manusia yang tersedia melimpah di nusantara. Kekayaan yang dimiliki oleh negeri ini harus mampu dimanfaatkan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Hanya B.J. Habibie tokoh Indonesia terpopuler yang berlatar belakang sebagai seorang ahli teknologi, beliau mungkin tidak cocok untuk disebut sebagai politisi tapi pemikiran beliau diyakini mampu membuat Indonesia berubah ke arah yang lebih baik. Sangat mungkin bagi Habibie untuk kembali membangun industri teknologi nasional menyongsong kebangkitan Indonesia di tahun 2020, seperti yang dahulu pernah diramalkan oleh Bung Karno.
Jusuf Kalla adalah tokoh yang cukup fenomenal, keberanian dan ketegasannya tidak diragukan lagi ketika menjabat sebagai wakil presiden periode 2004-2009 lalu. Selepas lengser dari pemerintahan, Jusuf Kalla aktif menjadi ketua Palang Merah Indonesia (PMI). Bersama Jusuf Kalla, PMI tumbuh pesat menjadi andalan sebagai regu penyelamat dalam setiap bencana alam di negeri ini. PMI juga aktif terlibat dalam kegiatan perdamaian di beberapa daerah konflik Tanah Air.
Sosok pemimpin yang cukup lengkap ada pada diri Jusuf Kalla, seorang pengusaha dan juga seorang tokoh nasional yang telah terbukti karyanya bermanfaat bagi bangsa. Jusuf Kalla bukan hanya memiliki ide cemerlang namun juga memiliki kemampuan untuk mewujudkan ide tersebut.
Jusuf Kalla bukan hanya pembawa pesan perdamaian tapi juga merupakan negosiator ulung yang mampu mendamaikan pihak-pihak yang bersitegang. Jusuf Kalla menjadi orang yang mampu mendamaikan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) sehingga mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Hal terbaru adalah dengan membawa bendera PMI dan bersama tokoh-tokoh internasional lainnya, Jusuf Kalla berinisiatif untuk menjadi negosiator bagi perdamaian atas konflik yang terjadi di Rohingya, Myanmar.
Kedua tokoh ini merupakan sosok yang dinilai paling meyakinkan untuk dijadikan RI 1 dan RI 2 di 2014. Sebagai seorang pembangun Industri teknologi, B.J Habibie mempunyai partner yang handal yaitu Jusuf Kalla sebagai orang yang mampu mewujudkan konsep yang sudah dirancang.
Sekalipun bukan berlatar belakang militer namun keduanya diyakini memiliki ketegasan dalam menjalankan roda pemerintahan. Masyarakat tentu sudah muak dengan presiden saat ini yang dulunya pernah menjadi militer namun sangat lunak dalam memimpin dan hasilnya pemberantasan korupsi dan keamanan nasional justru semakin nihil.
Satu hal yang mungkin merupakan nilai merah bagi Habibie adalah ketika Timor Timur akhirnya dilepaskan dan menjadi negara sendiri. Sebuah kesalahan yang mungkin akan menjadi ganjalan bila Habibie hendak maju kembali menjadi capres atau cawapres RI 2014. Selain dari itu tidak ada lagi kekurangan yang ada pada Habibie mungkin hanya usia yang sudah semakin tua namun Habibie masih tampak sehat.
Bila Jusuf Kalla kembali memimpin maka rakyat Indonesia mungkin akan sedikit kewalahan atas ketegasan tokoh yang satu ini. Jusuf Kalla adalah tokoh yang berani untuk mengambil keputusan yang tidak populer meski itu mungkin saja memang merupakan solusi yang terbaik.
Ide dari Jusuf Kalla yang mengganti minyak tanah dengan tabung gas elpiji 3 kg. Keputusan ini dibuat karena kelangkaan minyak tanah dan bila tersedia harganya pun melambung tinggi tak stabil. Awalnya rakyat banyak yang protes namun ketika sistem ini sudah berjalan akhirnya semua mampu menerima. Meski setelah Jusuf Kalla lengser banyak terjadi kecelakaan akibat ledakkan tabung elpiji 3 kg. Semata ini terjadi karena metode pengawasan dan produksinya yang telah berubah sistemnya.
Bila Jusuf Kalla menjabat kembali, mungkin harga BBM akan dinaikkan namun tentunya beliau akan memiliki solusi yang tepat seperti kebijakkan beliau lainnya ketika dahulu masih menjabat sebagai wapres. Jusuf Kalla adalah pemimpin anti pencitraan dan lebih memprioritaskan langkah nyata bagi perbaikan keadaan negara.
Saya pikir kedua tokoh ini layak untuk diberikan kepercayaan menjabat kembali sebagai presiden dan wakil presiden, entah siapa yang harus jadi RI 1 dan RI 2 di antara keduanya. Beliau berdua diyakini memiliki pemikiran dan perbuatan yang paling nyata untuk kemajuan bangsa. Meski sejak awal harus diyakini bila segala usaha manusia tetaplah berdasarkan atas kehendak Tuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar