Habibie Tokoh Paling Inspiratif yang Tergusur

Saat buku atau film "Habibie dan Ainun" sukses serta menjadi perbincangan di Indonesia tampaknya telah mengokohkan posisi Habibie sebagai tokoh bangsa. Bangsa Indonesia mungkin baru menyadari bahwa Habibie tampaknya menjadi tokoh Indonesia paling inspiratif di dunia modern. Prestasi hebatnya saat menjabat menjadi Wakil Presiden dan Presiden tersingkat di Indonesia itu bisa saja ia melanjutkan jadi Presiden. Tetapi ia tersingkir dan tidak mau mencalonkan lagi meski dia sangat berkompeten dan berkemampuan luar biasa dalam memimpin bangsa.
Saat buku atau film "Habibie dan Ainun" sukses serta menjadi perbincangan di Indonesia tampaknya telah mengokohkan posisi Habibie sebagai tokoh bangsa. Bangsa Indonesia mungkin baru menyadari bahwa Habibie tampaknya menjadi tokoh Indonesia paling inspiratif di dunia modern. Prestasi hebatnya saat menjabat menjadi Wakil Presiden dan Presiden tersingkat di Indonesia itu bisa saja ia melanjutkan jadi Presiden. Tetapi ia tersingkir dan tidak mau mencalonkan lagi meski dia sangat berkompeten dan berkemampuan luar biasa dalam memimpin bangsa.
Sejarah bangsa ini mencatat bahwa
tokoh super Indonesia itu dengan berbagai kehebatannya bukan hanya berteknologi
tetapi juga dalam mengelola bangsa tetapi justru disingkirkan karena paranoid
negatif masyarakat Indonesia. Paranoid salah itu terpengaruh oleh informasi
yang tidak benar karena ulah para politikus dan media masa yang dikuasai para
politikus.
Habibie bisa jadi panutan bangsa ini
sebagai tokoh paling inspiratif dengan kolaborasi dua kekuatan hebat antara
bermoral cerdas dan berotak luar biasa. Bacharuddin Jusuf Habibie adalah
Presiden Republik Indonesia yang ketiga dengan waktu tersingkat tetapi mencapai
hasil yang sangat spektakular.
Habibie hanya menjabat selama 1
tahun dan 5 bulan sebagai Presiden.
Tampaknya Habibie adalah Presiden
paling produktif dan progresif dalam segala hal.
Sejak awal pengangkatan B.J. Habibie
sebagai Presiden sudah menimbulkan berbagai macam kontroversi bagi masyarakat
Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional.
Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “bila
Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunyaâ€. Sedangkan
pihak yang kontra menganggap bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak
konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa \"sebelum Presiden memangku jabatan maka Presiden harus
mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR\".
Saat paska reformasi itu Habibie
mewarisi kondisi sosial, politik dan ekonomi yang buruk dan tidak menentu.
Bangsa dan negara saat itu kacau balau
pasca pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan
maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahkan
dia harus menghadapi perpecahan militer yang saat itu terjadi pertentangan kubu
Wiranto, Prabowo dan berbagai faksi militer internal lainnya. Segera setelah
memperoleh kekuasaan Presiden Habibie dengan cepat membentuk sebuah Kabinet.
Salah satu tugas pentingnya adalah
kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas
negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para
tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan
organisasi. Habibie telah membawa bangsa ini lebih dikenal dunia sebagai bangsa
berteknologi tinggi. Meski belum bisa memproduksi mobil nasional tetapi sudah
mampu memproduksi pesawat yang mulai dipesan negara lain.
Sebagai Pejabat Presiden yang
terpendek masa jabatannya dengan cepat dan cerdas Habibie berhasil memberikan
landasan kokoh bagi Indonesia. Pada masa pemerintahannya yang singkat itu
dilahirkan berbagai produk undang-undang yang penting bagi bangsa ini melangkah
maju di era reformasi. Habibie berhasil mengusulkan ke DPR UU Anti Monopoli
atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting
adalah UU otonomi daerah. Beberapa pengamat menilai melalui penerapan UU
otonomi daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru
berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Para ahli meyakini bahwa tanpa UU otonomi daerah bisa dipastikan
Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Habibie juga memberi kebebasan pada
rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai
politik baru yakni sebanyak 48 partai politik. Saat jadi Presiden dengan tegas
dan berani dia langsung membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri
Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik
Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman
karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994).
Habibie juga langsung mencabut
larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen yang pada saat masa orde
baru adalah merupakan hal paling tabu.
Hanya dalam waktu singkat
pemerintahnya telah mengusulkan membentuk tiga undang-undang politik yang
penting dan demokratis yaitu: UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik, UU
No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu dan UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan
Kedudukan DPR/MPR.
Habibie juga sangat besar
kontribusinya dalam memacu dalam penetapan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan
yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu : Tap MPR No.
VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum,
Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang
Pancasila sebagai azas tunggal, Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan
Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki
hak-hak dan Kebijakan di luar batas perundang-undangan dan Tap MPR No.
XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden
maksimal hanya dua kali periode.
Habibie juga dengan cerdas dan
progresif ikut memacu dan berkontribusi dalam penetapan 12 Ketetapan MPR antara
lain tentang Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang pokok-pokok reformasi pembangunan
dalam rangka penyelematan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan
negara, Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang
pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Tap MPR
No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah, Tap MPR No.
XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi, Tap MPR
No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM), Tap MPR No. VII/MPR/1998,
tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR No. I/MPR/1998 tentang peraturan
tata tertib MPR, Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum, Tap MPR No.
III/V/MPR/1998, tentang referendum, Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN, Tap
MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada
Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan pengamanan pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila, Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang
pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Meski seorang pakar teknologi,
dengan gemilang di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah
terhadap dollar masih berkisar antara Rp 12.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir
pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai
tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan
pernah dicapai lagi di era pemerintahan manapun selanjutnya.
Pakar aerotechnology itu juga
memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi
perekonomian.
Meski bukan pakar ekonomi dengan
cerdas Habibie menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia,
B.J. Habibie melakukan langkah-langkah restrukturisasi dan rekapitulasi
perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara, melikuidasi
beberapa bank yang bermasalah, menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar
hingga di bawah Rp. 10.000,00, membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian
masalah utang luar negeri, mengimplementasikan reformasi ekonomi yang
disyaratkan IMF, mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat, mengesahkan UU No. 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen.
Salah satu ide luar biasa berani
tetapi dianggap sebagai kesalahan terbesar oleh lawan politiknya adalah setelah
menjabat sebagai Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan diadakannya referendum
provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste), ia mengajukan hal yang cukup
menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor
Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Pada masa kepresidenannya, Timor
Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah
yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepasnya Timor Timur berdasarkan
riwayat sejarah dalam memperjuangkannya memang disesali oleh sebagian warga
negara Indonesia. Tapi tidak disadari disisi lain membersihkan nama Indonesia
yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur.
Kehebatan Habibie itu ternyata
terganjal oleh masalah politik.
Kasus Timor Timur mendorong pihak
oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkan
Habibie. Ganasnya perlawanan politik dan opini yang dibangun media dalam
memprovokasi membuat para politisi dan masyarakat terjebak mengorbankan
Presiden hebat Indonesia untuk dilengserkan. Upaya ini akhirnya berhasil
dilakukan pada Sidang Umum 1999, ia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi
setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Pandangan terhadap gebrakan Habibie
saat menjabat Presiden pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif.
Tapi sejalan dengan perkembangan
waktu sejarah bangsa ini mencatat banyak yang menilai positif pemerintahan
Habibie.
Tokoh Inpiratif yang Tersingkirkan.
Pengalaman bangsa ini mencatat
beberapakali fenomena bahwa seorang hebat dalam bidangnya tetapi harus
tersingkirkan oleh kondisi anomali politik dan sosial.
Di era modern ini selain Habibie
banyak tokoh hebat yang digusur hanya karena fenomena menyimpang dari suara
masyarakat akibat pengaruh kepentingan politik. Demi kepentingan politik
individu dan kelompok, media massa menjerumuskan opini masyarakat ke jurang kesesatan
yang dapat menjatuhkan seorang tokoh hebat bagi bangsa ini. Bayangkan paska
reformasi dengan euforia yang luar biasa tiada hari tanpa demonstrasi yang
hebat dan dahsyat menentang segala bentuk yang berbau orde baru. Paranoid
sebagian masyarakat saat itu bahwa Habibie adalah produk orde baru, kaki tangan
Soeharto atau Boneka Soeharto tidak terbukti dalam cerita perjalanan sejarah
bangsa.
Fakta sejarah menunjukkan paska
reformasi justru Habibie dianggap melawan dan bertentangan dengan Soeharto.
Demi kepentingan bangsa saat itu justru Habibie rela mengorbankan ikatan
hubungan psikologis kuat dan lama antara Soeharto dan Habibie yang dianggap
seperti ayah dan anak.
Bahkan saking sakit hatinya Soeharto
terhadap Habibie, sampai akhir hayat Soeharto dan keluarga tidak mau menemui
Habibie yang mau menjenguk saat akhir hayatnya.
Tampaknya teori bahwa suara
masyarakat sebagai suara Tuhan, seperti saat itu sedikit terbantahkan.
Karena suara masyarakat menjadi
salah ketika terkondisi karena sugesti informasi yang tidak benar yang
disuarakan para lawan politik Habibie dan media massa yang dikuasai para
politikus. Selain itu masyarakat telah mendapatkan trauma akibat tekanan krisis
ekonomi kesalahan ditimpakan pada orde baru yang memang saat itu dinilai tidak
demokratis dan dipenuhi KKN.
Sejarah nantinya akan mencatat bahwa
beberapa tokoh hebat seperti Habibie atau tokoh lainnya yang berpotensi membawa
bangsa ini lebih maju terkorbankan oleh hasutan politik yang menyesatkan dan
mendistorsikan kebenaran suara masyarakat.
Di samping sisi kelemahan Habibie
sebagai manusia biasa, tetapi sejarah tetap mencatat kecerdasan moral dan
kehebatan otak Habibie telah membawa bangsa ini menjadi lebih bermartabat dan
terlepas dari masa masa sulit yang sangat rawan.
Habibie layak menjadi tokoh idola
dan tokoh paling inspiratif bagi generasi masa depan meski kehebatannya harus
tergusur oleh kepentingan politik sesaat dan kepentingan politik individu!!!
Sumber: Opini Kompasiana 17
Januari 2013
B.J. Habibie dan Jusuf Kalla, Tokoh Paling Meyakinkan
Untuk 2014
Pemilu 2014 masih terasa cukup lama,
namun tidak demikian bagi beberapa tokoh politik. Hampir setiap hari di layar
televisi terdapat beberapa tokoh nasional yang terkesan memperkenalkan diri
untuk nantinya akan ambil bagian dengan maju sebagai calon presiden Indonesia
di 2014. Bahkan ada salah satu partai politik yang sudah menetapkan ketua
umumnya untuk menjadi calon presiden Indonesia pada 2014.
Pemilu 2014 menjadi sangat menarik
karena berakhirnya pemerintahan SBY yang sudah dua periode dan partai Demokrat
yang sebelumnya merupakan penguasa di jajaran partai politik, kini satu per
satu tokohnya terjerat kasus korupsi. Hampir dirasakan pemilu 2014 akan memberi
kesan perasaan pesimis karena belum ada tokoh yang dinilai paling cocok untuk
menjadi presiden Indonesia selanjutnya.
Mari kita berpikiran objektif,
mungkin ada tokoh yang membawa harapan baru seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD,
Prabowo Subianto atau bahkan Jokowi dan tokoh muda lainnya. Tokoh-tokoh
tersebut rasanya masih perlu menunjukkan kerja keras lagi untuk bisa meyakinkan
masyarakat Indonesia bila ingin maju sebagai presiden.
Bagai mata air di kala kemarau,
ketika carut marut negara ini makin terasa menyakitkan hadir dua tokoh bangsa
dengan track record yang stabil dan berprestasi membanggakan. B.J.
Habibie adalah presiden Indonesia ketiga dan Jusuf Kalla adalah wakil presiden
Indonesia pada pemerintahan SBY di periode pertama.
B.J. Habibie dikenal sebagai seorang
pionir bagi kebangkitan industri teknologi Tanah Air. Melalui slogan Hi-Tech,
B.J. Habibie pernah membuat kagum negara-negara dunia ketika Indonesia mampu
membuat pesawat terbang dengan sepenuhnya merupakan karya bangsa. Sebuah prestasi
yang akan selalu terkenang karena sampai saat ini Indonesia belum mampu untuk
sekedar bangkit kembali dalam bidang industri dirgantara.
Kembalinya B.J. Habibie untuk
menjadi RI 1 atau RI 2 akan membawa semangat bagi bangkitnya industri teknologi
nasional. Krisis ekonomi yang melanda dunia menyisakan sebuah kata kunci,
industri. Sejauh mana suatu negara mampu menghasilkan produk dari industrinya
agar pertumbuhan ekonomi negara tersebut dapat tetap bertahan dan berkembang.
Indonesia harus bangkit dengan menjadi pemilik terhadap sumber daya alam dan
manusia yang tersedia melimpah di nusantara. Kekayaan yang dimiliki oleh negeri
ini harus mampu dimanfaatkan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Hanya B.J. Habibie tokoh Indonesia
terpopuler yang berlatar belakang sebagai seorang ahli teknologi, beliau
mungkin tidak cocok untuk disebut sebagai politisi tapi pemikiran beliau
diyakini mampu membuat Indonesia berubah ke arah yang lebih baik. Sangat
mungkin bagi Habibie untuk kembali membangun industri teknologi nasional
menyongsong kebangkitan Indonesia di tahun 2020, seperti yang dahulu pernah
diramalkan oleh Bung Karno.
Jusuf Kalla adalah tokoh yang cukup
fenomenal, keberanian dan ketegasannya tidak diragukan lagi ketika menjabat
sebagai wakil presiden periode 2004-2009 lalu. Selepas lengser dari
pemerintahan, Jusuf Kalla aktif menjadi ketua Palang Merah Indonesia (PMI).
Bersama Jusuf Kalla, PMI tumbuh pesat menjadi andalan sebagai regu penyelamat
dalam setiap bencana alam di negeri ini. PMI juga aktif terlibat dalam kegiatan
perdamaian di beberapa daerah konflik Tanah Air.
Sosok pemimpin yang cukup lengkap
ada pada diri Jusuf Kalla, seorang pengusaha dan juga seorang tokoh nasional
yang telah terbukti karyanya bermanfaat bagi bangsa. Jusuf Kalla bukan hanya
memiliki ide cemerlang namun juga memiliki kemampuan untuk mewujudkan ide
tersebut.
Jusuf Kalla bukan hanya pembawa
pesan perdamaian tapi juga merupakan negosiator ulung yang mampu mendamaikan
pihak-pihak yang bersitegang. Jusuf Kalla menjadi orang yang mampu mendamaikan
GAM (Gerakan Aceh Merdeka) sehingga mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Hal
terbaru adalah dengan membawa bendera PMI dan bersama tokoh-tokoh internasional
lainnya, Jusuf Kalla berinisiatif untuk menjadi negosiator bagi perdamaian atas
konflik yang terjadi di Rohingya, Myanmar.
Kedua tokoh ini merupakan sosok yang
dinilai paling meyakinkan untuk dijadikan RI 1 dan RI 2 di 2014. Sebagai
seorang pembangun Industri teknologi, B.J Habibie mempunyai partner yang
handal yaitu Jusuf Kalla sebagai orang yang mampu mewujudkan konsep yang sudah
dirancang.
Sekalipun bukan berlatar belakang
militer namun keduanya diyakini memiliki ketegasan dalam menjalankan roda
pemerintahan. Masyarakat tentu sudah muak dengan presiden saat ini yang dulunya
pernah menjadi militer namun sangat lunak dalam memimpin dan hasilnya
pemberantasan korupsi dan keamanan nasional justru semakin nihil.
Satu hal yang mungkin merupakan
nilai merah bagi Habibie adalah ketika Timor Timur akhirnya dilepaskan dan
menjadi negara sendiri. Sebuah kesalahan yang mungkin akan menjadi ganjalan
bila Habibie hendak maju kembali menjadi capres atau cawapres RI 2014. Selain
dari itu tidak ada lagi kekurangan yang ada pada Habibie mungkin hanya usia
yang sudah semakin tua namun Habibie masih tampak sehat.
Bila Jusuf Kalla kembali memimpin
maka rakyat Indonesia mungkin akan sedikit kewalahan atas ketegasan tokoh yang
satu ini. Jusuf Kalla adalah tokoh yang berani untuk mengambil keputusan yang
tidak populer meski itu mungkin saja memang merupakan solusi yang terbaik.
Ide dari Jusuf Kalla yang mengganti
minyak tanah dengan tabung gas elpiji 3 kg. Keputusan ini dibuat karena
kelangkaan minyak tanah dan bila tersedia harganya pun melambung tinggi tak
stabil. Awalnya rakyat banyak yang protes namun ketika sistem ini sudah
berjalan akhirnya semua mampu menerima. Meski setelah Jusuf Kalla lengser
banyak terjadi kecelakaan akibat ledakkan tabung elpiji 3 kg. Semata ini
terjadi karena metode pengawasan dan produksinya yang telah berubah sistemnya.
Bila Jusuf Kalla menjabat kembali,
mungkin harga BBM akan dinaikkan namun tentunya beliau akan memiliki solusi
yang tepat seperti kebijakkan beliau lainnya ketika dahulu masih menjabat
sebagai wapres. Jusuf Kalla adalah pemimpin anti pencitraan dan lebih memprioritaskan
langkah nyata bagi perbaikan keadaan negara.
Saya pikir
kedua tokoh ini layak untuk diberikan kepercayaan menjabat kembali sebagai
presiden dan wakil presiden, entah siapa yang harus jadi RI 1 dan RI 2 di
antara keduanya. Beliau berdua diyakini memiliki pemikiran dan perbuatan yang
paling nyata untuk kemajuan bangsa. Meski sejak awal harus diyakini bila segala
usaha manusia tetaplah berdasarkan atas kehendak Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar